Banyuwangi dikenal bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga kekayaan budayanya yang unik. Salah satu tradisi yang masih lestari hingga kini adalah Tari Seblang, sebuah ritual adat masyarakat Osing yang hanya digelar sekali dalam setahun. Bagi wisatawan yang mencari pengalaman budaya otentik, tradisi ini menjadi bagian menarik dari wisata Banyuwangi yang patut disaksikan langsung.

Filosofi dan Makna Tari Seblang

Tari Seblang adalah bagian dari upacara Bersih Desa, sebuah tradisi masyarakat Osing untuk menolak bala dan membersihkan desa dari marabahaya. Ritual ini digelar di dua desa utama, yakni Olehsari dan Bakungan, yang masing-masing memiliki kekhasan tersendiri.

Tarian ini dianggap sakral karena penarinya diyakini berada dalam keadaan trance atau kerawuhan saat membawakan tarian. Gerakan tari diiringi gamelan dan gong tradisional, dengan penari yang mengenakan pakaian adat, omprok (mahkota daun pisang), serta atribut khas lainnya. Filosofi dari tarian ini mencerminkan nilai gotong royong, kebersamaan, serta penghormatan terhadap leluhur.

Perbedaan Seblang Bakungan dan Olehsari

  • Seblang Bakungan biasanya dibawakan oleh perempuan berusia di atas 50 tahun yang sudah menopause.

  • Seblang Olehsari ditarikan oleh gadis muda yang masih perawan dan memiliki garis keturunan dari leluhur Seblang.

Pemilihan penari dilakukan melalui proses spiritual oleh sesepuh desa. Hal ini menegaskan bahwa menjadi penari Seblang bukan sekadar keterampilan, melainkan sebuah panggilan leluhur yang diwariskan turun-temurun.

Atribut dalam Tari Seblang

Beberapa atribut khas yang digunakan penari antara lain:

  • Kipas berwarna-warni untuk menambah keanggunan gerakan.

  • Selendang sari sebagai properti tarian yang melambangkan keindahan.

  • Mahkota bunga dan omprok daun pisang sebagai simbol kesucian.

  • Payung tradisional yang digunakan dalam formasi tarian tertentu.

  • Lentera tradisional yang menciptakan suasana magis.

  • Keris sebagai simbol keberanian dalam budaya Jawa Timur.

Setiap atribut memiliki makna filosofis yang menguatkan kesakralan ritual ini.

Waktu Pelaksanaan

Tradisi Tari Seblang umumnya dilakukan pada bulan Suro atau Muharram, khususnya pada malam-malam tertentu seperti Jumat Kliwon. Seblang Bakungan kerap ditampilkan dalam rangkaian upacara adat Grebeg Suro, sementara Seblang Olehsari biasanya digelar pada acara pernikahan adat atau perayaan desa.

Karena hanya berlangsung setahun sekali, Tari Seblang menjadi momen yang sangat dinantikan baik oleh masyarakat lokal maupun wisatawan.

Tari Seblang dalam Wisata Banyuwangi

Kini, tradisi Tari Seblang juga menjadi daya tarik dalam berbagai paket wisata Banyuwangi. Wisatawan dapat menyaksikan langsung ritual ini sekaligus mengenal budaya Osing lebih dekat. Tidak hanya menyuguhkan tarian, kunjungan ke Desa Kemiren—pusat budaya Osing—juga memberi kesempatan menikmati kuliner tradisional serta pertunjukan seni lokal lainnya.

Melestarikan Tari Seblang bukan hanya tanggung jawab masyarakat Banyuwangi, tetapi juga bagian dari menjaga identitas budaya Nusantara. Bagi Anda yang berencana berlibur ke Banyuwangi, menyaksikan Tari Seblang bisa menjadi pengalaman spiritual sekaligus budaya yang tak terlupakan.