Banyuwangi dikenal bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena tradisi budayanya yang unik. Salah satu ritual adat yang masih dilestarikan hingga kini adalah Tradisi Kebo-Keboan, sebuah upacara sakral yang dipercaya mampu menolak bala sekaligus menjadi simbol kesuburan bagi masyarakat agraris. Tradisi ini kini juga menjadi daya tarik wisata budaya yang menarik perhatian banyak wisatawan.
Sejarah Asal Mula Kebo-Keboan
Tradisi Kebo-Keboan berasal dari kata kebo yang berarti kerbau, hewan yang sejak zaman kerajaan dianggap sebagai lambang kekuatan dan keberkahan dalam pertanian. Ritual ini dipercaya sudah ada sejak abad ke-18, bermula dari seorang tokoh bernama Buyut Karti. Konon, ia mendapatkan wangsit untuk menggelar upacara adat dengan mendandani warga layaknya kerbau agar wabah penyakit di desa segera hilang. Sejak saat itu, tradisi ini terus dijaga turun-temurun oleh masyarakat Osing Banyuwangi.
Tujuan dan Makna Ritual Kebo-Keboan
Tradisi ini tidak dilakukan sekadar sebagai perayaan, melainkan memiliki makna spiritual dan sosial yang dalam, antara lain:
-
Wujud rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.
-
Simbol ritual pertanian, di mana kerbau dianggap penjaga kesuburan tanah.
-
Pengikat kebersamaan masyarakat melalui festival rakyat yang meriah.
-
Daya tarik wisata budaya, menarik wisatawan untuk mengenal adat Banyuwangi lebih dekat.
-
Edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya menjaga warisan budaya leluhur.
Waktu dan Pelaksanaan Tradisi
Tradisi Kebo-Keboan biasanya digelar setahun sekali pada bulan Suro (Muharram). Di beberapa desa, seperti Alasmalang, Bakungan, Kajar, Muncar, dan Aliyan, ritual ini dilakukan dalam bentuk festival besar yang disebut Ider Bumi.
Prosesi dimulai dengan doa bersama, dilanjutkan dengan arak-arakan warga yang berdandan menyerupai kerbau. Seluruh tubuh mereka dilumuri cat hitam, lengkap dengan tanduk dan atribut khas kerbau. Dalam arak-arakan, mereka diiringi musik tradisional Osing, membajak sawah, hingga menabur benih sebagai simbol kesuburan. Tidak jarang, sebagian peserta mengalami kesurupan, yang diyakini sebagai kehadiran roh leluhur atau makhluk gaib.
Kebo-Keboan sebagai Daya Tarik Wisata Banyuwangi
Kini, tradisi ini bukan hanya menjadi ritual adat, tetapi juga bagian dari promosi budaya dalam berbagai paket wisata Banyuwangi. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara datang khusus untuk menyaksikan Festival Kebo-Keboan, merasakan suasana mistis yang penuh energi, sekaligus mengenal kehidupan masyarakat Osing lebih dekat.
Bagi Anda yang ingin merasakan pengalaman berbeda dalam perjalanan wisata Banyuwangi, menyaksikan Tradisi Kebo-Keboan secara langsung adalah pilihan tepat. Selain memberi wawasan budaya, festival ini juga menawarkan momen berkesan yang tidak akan ditemukan di daerah lain di Indonesia.